Semakin maju zaman, semakin manusia menjauh dari akhlak yang mulia.
Perangai jahiliyah dan kekasaran masih meliputi sebahgian kaum
muslimin. Padahal Islam mencontohkan agar umatnya berakhlak mulia, di
antaranya adalah dengan bertutur kata yang baik.
Akhlak ini semakin boleh membuat orang tertarik pada Islam dan dapat dengan mudah menerima agama Islam. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita perangai yang mulia ini.
Perintah Allah untuk Berlaku Lemah Lembut
Allah Ta’ala berfirman,
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. ” (Surah Al Hijr: 88)
Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi mengatakan, “’Berendah dirilah'"
yang dimaksud dalam ayat ini hanya untuk mengungkapkan agar seseorang
berlaku lemah lembut dan tawadhu’ (rendah diri).”
(Adhwaul Bayan, Muhammad Al Amin Asy Syinqithi, 3/238, Dar Ilmi Al Fawaid)
Jadi sebenarnya ayat ini berlaku umum untuk setiap perkataan dan
perbuatan, iaitu kita diperintahkan untuk berlaku lemah lembut.
Ayat ini sama maknanya dengan firman Allah Ta’ala,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ الله لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ القلب لاَنْفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
“ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”
( Surah Ali Imran: 159).
Yang dimaksud dengan bersikap keras di sini adalah bertutur kata kasar.
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 3/233, Muassasah Qurthubah.)
Dengan sikap seperti ini malah membuat orang lain lari dari kita.
Al Hasan Al Basri mengatakan, “Berlaku lemah lembut inilah akhlak
Muhammad SAW yang di mana beliau diutus dengan membawa akhlak yang mulia
ini.”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3/232,)
Keutamaan Bertutur Kata yang Baik
~¤Mendapatkan Ampunan dan Sebab Masuk Syurga
Dari Abu Syuraih, ia berkata pada Rasulullah SAW ,
يَا رَسُولَ اللَّهِ، دُلَّنِي عَلَى عَمِلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ
“Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam syurga .”
Beliau bersabda,
إِنَّ مِنْ مُوجِبَاتِ الْمَغْفِرَةِ بَذْلُ السَّلامِ، وَحُسْنُ الْكَلامِ
“Di antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan salam dan bertutur kata yang baik.”
(HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir no. 469 (Maktabah Al ‘Ulum wal
Hikam, cetakan kedua, 1404 H). Al ‘Iroqi dalam Takhrij Al Ihya’ (2/246)
mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (bagus). Syaikh Al Albani dalam
As Silsilah Ash Shohihah (1035) mengatakan bahwa sanad hadits ini
shahih dan perawi terpercaya.)
~¤ Mendapatkan Kamar yang Istimewa di Syurga Kelak
Dari ‘Ali, Nabi SAW bersabda,
“Di syurga terdapat kamar-kamar yang bahgiannya luarnya dapat dilihat
dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar.” Kemudian
seorang Arab Badui bertanya, “Kamar-kamar tersebut diperuntukkan untuk
siapa, wahai Rasulullah?” Beliau pun bersabda,
لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“Kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa saja yang tutur katanya baik,
gemar memberikan makan (pada orang yang perlu ), rajin berpuasa dan
rajin solat malam kerana Allah ketika manusia sedang terlelap tidur.”
(HR. Tirmidzi no. 1984 dan Ahmad (1/155). Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini hasan.)
~¤ Boleh menggantikan Sedekah
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda,
الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
“Tutur kata yang baik adalah sedekah.”
(HR. Ahmad (2/316) dan disebutkan oleh Al Bukhari dalam kitab shahihnya
secara mu’allaq (tanpa sanad). Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan
bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim.)
Dari ‘Adi bin Hatim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Selamatkanlah diri kalian dari siksa neraka, walaupun dengan separuh
kurma. Jika kalian tidak mendapatkannya, maka cukup dengan bertutur kata
yang baik.”
(HR. Bukhari no. 6023 dan Muslim no. 1016.)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi SAW menjadikan tutur kata yang baik
sebagai pengganti dari sedekah bagi yang tidak mampu untuk bersedekah.”
(Iddatush Shobirin wa Dzakhirotusy Syakirin, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hal. 109, Mawqi’ Al Waroq)
~¤ Dapat Menghilangkan Permusuhan
Ibnu Baththol mengatakan, “Ketahuilah bahwa tutur kata yang baik dapat menghilangkan permusuhan dan dendam .
Lihatlah firman Allah Ta’ala,
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
“Tolaklah (keburukan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba
orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah
menjadi teman yang sangat setia.”
(Surah Fushilat: 34-35).
Menolak keburukan di sini boleh dengan perkataan dan tingkah laku yang baik.”
(Syarh al Bukhari, 17/273.)
~¤ Berlaku Lemah Lembut Bukan Bererti Mengampu
Perlu dibezakan antara berlaku lemah lembut dengan tujuan membuat
orang tertarik dan berlaku lembah lembut dengan maksud mengampu .
✅Yang pertama ini dikenal dengan mudarah iaitu berlaku lemah lembut
agar membuat orang lain tertarik dan tidak menjauh dari kita.
✅Yang kedua dikenal dengan mudahanah iaitu berlaku lemah lembut dalam rangka mengampu dengan mengorbankan agama.
Sikap yang kedua ini adalah sikap tercela sebagaimana yang Allah firmankan,
وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ
“Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).” (Surah Al Qalam: 9)
Ibnu Jarir Ath Thobari menafsirkan ayat di atas, “Wahai Muhammad,
orang-orang musyrik tersebut ingin kalian berlaku lembut pada mereka
(dengan mengorbankan agama kalian) dengan memenuhi seruan untuk
beribadah kepada sesembahan mereka. Jika kalian demikian, maka mereka
akan berlaku lembut pada kalian dalam ibadah yang kalian lakukan pada
sesembahan kalian.”
(Tafsir Ath Thobari, Ibnu Jarir Ath Thobari, 23/157, Tahqiq: Dr. Abdullah bin Abdil Muhsin At Turki, Dar Hijr.)
Lemah lembut yang dituntunkan adalah dalam rangka membuat orang tertarik dengan akhlak kita yang baik.
Sikap pertama inilah yang akan membuat orang menerima dakwah, namun tetap dengan mempertahankan prinsip-prinsip beragama.
Sedangkan lemah lembut yang tercela adalah jika sampai mengorbankan sebahgian prinsip beragama dan mendiamkan kemungkaran
Semoga Allah senantiasa menganugerahkan kepada kita tutur kata yang baik dan akhlak yang mulia.
Usrah Lil Baldatain
TEBAR ILMU TINGKATKAN TAKWA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment